Hi, selamat sore, sore yang indah ya, di sini Todanan, Rumahku dengan suasana yang tenang dan beberapa suara smash orang bermain voli, Todanan sebagai satu daerah yang istimewa bagiku. Ya karena selain rumahku atau daerah asalku, Todanan dalam beberapa tahun yang kulihat menghasilkan pemain voli yang baik di kab Blora bahkan mungkin beberapa tingkat Provinsi. Ada durian dan rambutan yang tak dimiliki oleh kecamatan lain juga. Huh, ngomong ngomong soal Todanan, aku ingat ini liburan setelah semester pertamaku di Universitas Diponegoro yang sejak kecil sudah kuinginkan. Satu minggu ini kegiatan monoton (baca:makan,tidur,makan). Untung saja terangsang oleh beberapa tulisan Raditya dika dan hanyut juga dalam Negeri 5 Menara. Tak banyak buku yang kubaca, tak banyak Novel yang telah kuhabiskan. Ah, akhirnya baru bisa melihat manisnya, dulu aku tak pernah habis sewaktu baca buku, paling-paling belajar satu jam dengan komposisi 15 menit baca 45 menit hitung genteng (baca:tidur sambil duduk) saat ini juga mungkin, lho gimana nulisnya. Ngigo?
Ngomong-ngomong soal ngigo mengingatkanku beberapa cerita menggelikan
Saat itu aku SD kelas 5, Jumat malam atau malam Sabtu aku belajar seperti biasa di ruang tamu (malas belajar di kamar sendiri) karena di ruang tamu ada bapak atau ibu yang bisa diajak sambil ngobrol dan cerita cerita, gajadi belajar dong? Jadwal Sabtu yang paling panjang adalah Olahraga, kalian tau kan Olahraga SD waktu aku dulu adalah sepanjang hari tanpa jadwal, jadi kita berangkat dari rumah memakai baju olahraga sampai sekolah baris lalu jalan kaki ke lapangan sampai siang. Jadi alangkah senangnya malam ini itu artinya besok tanpa tugas ataupun PR tinggal lari-lari mengejar bola tapi gak pernah dapet, ya semacam kisah cintaku lah*lho kok jadi gini. Seperti kebiasaan sebelumnya 10 menit berjalan dengan lancar, 5 menit berikutnya terasa berat, 5 menit berikutnya lagi sudah sangat berat, akhirnya tak kuasa menahan kantuk akupun tertidur di ruang tamu. (Cerita selanjutnya berdasarkan keterangan ibu dan kakak Burhan)
Setelah cukup malam diceritakan aku disuruh untuk pindah ke kamar karena di ruang tamu pasti dingin tanpa selimut serta dengan posisi yang membahayakan dan memprihatinkan, semacam goa menganga siap menampung lalat. Setelah beberapa panggilan, "dek bangun dek, pindah ke kamar, dingin" aku tanpa menjawab katanya yang kuingat aku setengah sadar berjalan ke kamar dalam fikiranku aku berfikir sudah waktunya berangkat, aku buka lemari memakai kaos olah raga lalu berjalan ke ruang tamu lagi menempati posisi semula dengan gaya yang sama, aku melanjutkan tidur. Mereka keheranan, lalu dibangunkan lagi. Dari cerita mereka aku bilang "sek, sek" (sebentar sebentar) akhirnya aku bangun sendiri ketika malam dan berpindah ke kamar sendiri
Tragedi ngigo berdua
Ini terjadi saat aku SMA, eh MA. Aku sebagai anak kos memiliki teman banyak dalam satu rumah dan kami sering berkumpul dalam satu kamar diskusi bareng (biar keliatan keren, sebenarnya ngobrol ngalor ngidul sambil main game) waktu itu aku Aziz dan Rifky(kakak kelas beda sekolah*lho) karena aku pemain game sejati dan tanpa modal dengan kata lain tidak punya laptop, kami memainkan laptop bergantian, aku yang terakhir, semacam ngantri di WC lah. Dan pada saat itu mereka berdua sama-sama tidur, jam menunjukkan pukul 16.00 artinya aku masih memiliki waktu sampqi waktu magrib, 'ah lumayanlah' pikirku. Lalu malapetaka pun terjadi, untukku. Baru beberapa saat mereka tidur atau sekitar tam lebih dari 15 menit si Rifky ngigo sambil nunjuk nunjuk laptopnya katanya kotor ada rambutnya dan dengan kepolosanku aku 'jawab yang mana to yang mana?' Dia bilang lagi 'iku lo iku lo'(itu loh itu loh) kalo di pikir pikir geli juga ya, aku bisa komunikasi dengan manusia setengah sadar. Tak sampai disitu setelah mengalami perdebatan sengit antara manusia setengah sadar dengan orang setengah polos*btw aku berpakaian lengkap, jangan pikir kami aneh-aneh. Si aziz ikut ngigo, dengan nada tanpa dosa dia bilang 'halah ndang di resik.i kok ngeyel ae'(cepat dibersihkan gak usah banyak debat)
Percakapan pun berakhir dengan keputusan tragis dimana keputusan berada di tangan orang setengah sadar. Hasil percakapan dari 2 orang tidur dan seorang penuh kekonyolan, menjadi cerita berhari-hari dalam rumah kos.
Jam 5 sore atau jam 5 pagi?
Masih sama seperti sebelumnya, kejadian ini terjadi saat aku kelas 11 SMA eh MA. Waktu itu aku cukup aktif dalam organisasi sekolah, jadi hari-hari cukup sibuk, apabila ada waktu luang di siang hari akan kuhabiskan di alam mimpi. Yah itulah yang terjadi pada siang itu, jadwal sedang longgar jadi aku bisa tidur siang pada hari itu. Tak seperti aku kecil dulu, dimana aku ingat pada saat itu setiap kali disuruh ibu untuk tidur siang lalu aku menyelinap mengendap endap sepelan mungkin untuk pergi dari kamar (waktu masih satu kamar) lalu bermain dengan teman-teman tapi setiap kali akan keluar pintu kamar ibu dengan ajaibnya selalu bilang'hayoo mau kemana?' Dalam bahasa jawa tentunya tetapi juga dalam keadaan tidur, dan aku kembali harus tidur siang dengan langkah gontai dan membayangkan energi yang berlebihan dalam tubuhku akan terbuang sia sia. Panas yang terik pada hari itu, setelah pulang sekolah aku tidur cukup panjang, bahkan dikabarkan telah hanyut dalam lautan yang dalam (enggak mungkin), sampai sekitar pukul 5 sore aku dibangunkan oleh temanku si Aziz dan dengan muka yang masih kusut, setengah kesadaran aku terbangun dan membayangkan aku telah kesiangan, dengan muka polosku aku langsung mengambil air wudhu dan kukira ini adalah pagi hari dan aku telat subuh -_- setelah akan melaksanakan sholat subuh di kamar, aku bilang ke Aziz 'kue gak sekolah?'(kamu gak sekolah?) Dengan muka sok tau. Lalu dia menjawab dengan enteng'iki jam piro?'(ini jam berapa?) Aku shock. Oh ternyata, ini adalah pukul 5 sore, lalu duduk termenung dan mengumpulkan sebagian nyawa yang ternyata sebagian masih tertinggal
Sebenarnya masih banyak cerita cerita tentang ngigo yang melegenda, seperti nenekku yang menangis, ibuku yang teriak maling-maling. Untung saja aku tak pernah ngigo perang dunia 3 atau aku jadi juara dunia bola bekel. Huhuhu
0 Comments