Gara-gara si Shog

Beberapa hari lalu aku punya tugas mulia, yaitu si Shog, si shog ini peliharaan keluargaku, minumnya bensin, shog sudah pingsan beberapa lama, mungkin dia lupa berak*lho. Jadi ceritanya aku mau bawa dia ke 'dokternya' dia, letaknya hampir satu kiloan dari rumah ku, telur satu kilo sekarang berapa ya? (Kayaknya gak nyambung deh) dengan jalan yang naik. Ngomong ngomong nih hari ini cukup cerah, Matahari udah senyum senyum di atas, memancarkan kecerahan di bumi Todanan. Semalam hujan jadi jalanan masih becek dan dengan kehangatan matahari pagi ini, serasa tenang. Oke kembali ke shog, ternyata si shog ini berat banget, lebih berat dari saudaranya yang beda ibu beda bapak (lho). Jadi tambah berat tugas muliaku hari ini. Tanjakan kemiringan 45 derajat dengan panjang lintasan 100m, jika si keong berjalan terseok seok dengan kecepatan 0,001m/s berapa waktu yang diperlukan si keong untuk sampai tujuan? Lho kok jadi soal fisika-_- . Anjay, ternyata si shog ini emang berat banget, dengan susah payah kubdorong dia, kugandeng tapi berat banget, semacam mindahin Bromo dengan tenaga keong*duh keong kamu kena lagi, ngumpet dong. Dengan berbagai macam air keluar dari tubuhku, dari kening dari pipi, mungkin inilah saatnya aku mendirikan perusahaan air minum-_-. Tapi sepertinya ada yang salah dengan tubuhku hari ini, apa ya? Aku berfikir sejenak, oiya ternyata ada makanan pedas, duh ini terasa semakin berat dan sepertinya aku juga masuk angin karena semalem kedinginan. Intinya lengkap banget deh hari ini, satu kilo berasa jutaan centi rasaya(kayaknya emang iya deh) tapi dengan si shog yang aduhai beratnya, aku sempat berhemti beberapa kali dan setelah beberapa tanjakan hingga tinggal satu tanjakan tinggi yang terakhir aku beristirahat, mataku berkunang kunang kepalaku pusing, apakah ini yamg dinamakan cinta?(dasar jomblo-_-) keluarlah kolter pertama isi perutku, hah, ini semua gara gara si shog yang bandel kenapa nggak mau berak dengan aman sentosa dan sempurna. Semua ini gara gara kau shog dan semua cowok tuh sama aja (tambah gak jelas) setelah tanjakan terakhir itu adalah tempat dokter si shog (baca: bengkel motor) dan setelah beberapa saat sehingga terkumpul tenaga dan fikiran beserta semangat yang membara bara, ku dorong shog dengan mesra, dan disitu ketemu abang bengkelnya yang lagi nyoba nyoba motor yang diperbaikinya lalu dia nanya 'kenapa mas?' Akupun menjawab dengan sopan 'mogok mas, tapi ini kok berat banget ya, kayaknya ada masalah juga deh di bagian roda' lalu dia ngomong 'ayo mas gila berat banget ternyata, lebih berat dari si keong mindahin kapas (ya iyalah) setelah perjuangan yang melelahkan akhirnya telah sampailah kita ke tempay dokter si shog, hatiku lega dan gembira tapi kegembiraan itu tak begitu lama dengan enteng abang abang bengkel ngomong 'berat mas?' . Hampir aja aku ngomong kasar seperti 'kucing, jerapah, keong, kelinci'(tapi ini lebih pas jadi kebun binatang deh) dan kesialan selanjutnya adalah aku muntah sejadi jadinya, udah deh. Gapunya muka-_-

Anggap aja itu semua tak pernah terjadi...

0 Comments