Siapa Kartini Sekarang? #1


“Kalau sekarang, siapa yang pantas kita sebut Kartini pak?” Tanya Kartono pada bapaknya di bawah terik matahari siang yang panas.
“apa yang di Jakarta sana pak? Yang di gedung Senayan itu?” tanyanya menggebu gebu.
 “atau mereka-mereka yang istri orang kaya itu pak?” semakin tak sabar dengan jawaban bapaknya.
“Kartini, semua yang memperjuangkan apa yang pantas diperjuangkan patutu dianggap Karini.”
“karena itu kartini dikenal”
“siapa yang pantas sekarang pak?”
“yang bersuara tanpa takut le[1]
“iya siapa sekarang pak?”
“untuk kita, yang memperjuangkan suara petani le.”
“memperjuangkan petani? Untuk apa petani diperjuangkan pak? Katanya kita bisa hidup sendiri, kita tanam sendiri kita bisa makan sendiri.”
“sekarang dunia telah modern le, semua semua sekarang butuh uang, tak terkecuali petani.”
“petani butuh memenuhi kebutuhan yang lain pula, hp mu itu yang di rumah kan itu juga petani tak bisa buat.”
“untuk itu kita juga butuh kesejahteraan le.”
“begitu ya pak.”
“lalu siapa jawaban dari pertanyaanku pak?”
“menurutmu siapa?”
“aku pak? Aku nggak punya pendapat pak.”
“husy, pemuda tidak boleh seperti itu, pemuda harus memiliki suara, apalagi kau ini kan lelaki, jangan hanya mengangguk angguk saja, kan kau tau sekarang dunia telah kejam le, dunia mulai keras.”


[1] Le : Panggilan untuk anak laki-laki yang lebih muda.

0 Comments