Menangis Seenak Hati
Aku benar-benar
cemburu akan hal ini, mungkin ini akan dilihat sebagai hal yang berlebihan,
atau mungkin kupandang sendiri sebagai keanehan atau mungkin lebih mengerikan
lagi yakni menjijikkan. Aku sendiri pun tak tahu, apakah aku benar benar
mencemburukannya.
Saat ini aku
sedang indekos di kawasan kampus UNDIP Tembalang. Di sini ibu kos memiliki
beberapa anak, satu seangkatan denganku, lainnya ada anak SMK, anak SMP yang
akan ke SMA. Tapi di luar itu ada anak kecil yang selalu menangis tanpa sebab,
merengek terus menerus tanpa sebab yang pasti. Terkadang jika kupikir aku
cemburu dengan keadaan itu, karena aku tak bisa melakukannya karena sebagai
laki-laki ‘dewasa’. Di sisi lain juga jengkel akan keadaan, akan cara pola asuh
dan lain sebagainya, betapa tersiksanya dia. Dulu ada sepupuku yang selalu
mengandalkan tangis dan air mata sebagai senjata untuk meminta sesuatu. Saying sekali
pola asuh orang tua yang adalah selalu menuruti agar tak mendengar tangisnya. Akan
tetapi lebih dari itu, anak akan selalu menggunakannya untuk mendapatkan apa
yang diinginkan.
Tulisan ini? Selalu
saja tanpa arah dan tanpa konsep, karena itulah selamat membaca alam mimpi
bawah sadar otakku. Tangisan anak-anak
memang selalu menjengkelkan, aku sendiri tak mempunyai teori bagaimana
cara mengasuh anak yang baik. Bagaimana? Barangkali kamu mau berpendapat di
kolom komentar..
Menangis seenak
hati
0 Comments