SP 1 bukan Surat
Peringatan, nanti dicari di google kan repot. SP 1 Sudut Pandang, judul hanya
kode karena tulisan di blog ini ditulis judulnya dulu, ceritanya original tanpa
revisi. Blog ini sekarang hanyalah catatan pribadi walaupun dipublikasikan juga
tidak ada yang membaca dan hanya orang-orang yang dekat yang barangkali ingin
mampir untuk sekadar tau catatan harian yang tak keluar harian. Ribet huh.
Ah karya memang
susah dibuat, tapi sebenarnya kita semua bisa kan? Setelah direndam lama
barangkali kita tau letak kekuatan dan kelemahannya. Terlalu jauh aku berbicara
dan ini membuat tak jujur. Tulisan ini diawali dengan Novel dan film Dilan,
bukan soal alirannya tapi soal bahwa bagaimana karya itu bisa ada, mencoba
memahami bagaimana buku dan film itu bisa laku. Buku dan filmnya bisa laku
karena ternyata banyak orang yang setuju dengan sudut pandang cerita itu.
Cerita di
dalamnya? Juga soal sudut pandang bagiku. Bagaimana setiap orang di dunia ini
dalam kejadian yang sama pun memiliki sudut pandang yang berbeda-beda,
irisan-irisan. Barangkali ada beberapa kesamaan tetapi tidak semuanya.
Senja misalnya,
anak-anak muda memandang senja adalah sebuah keindahan. Tetapi orang tua jwa
dulu bilang itu surup dan itu identic
dengan menakutkan dan waktu yang gawat, ada cerita mistis dan lain-lain di
belakangnya.
Jangan-jangan
begitupun kamu? Aku memandang kamu lucu, cantik. Apakah orang lain juga akan
memandang demikian? Ataukah orang lain akan memandangmu menakutkan karena hal
yang telah kamu lakukan? (kepadaku barangkali).
Hanya sebuah
pertanyaan, SP 1 sekarang. Entah surat perintah, surat peringatan atau sudut
pandang.
Selamat pagi,
0 Comments