171120

 Barangkali tulisan kali ini hanya luapan emosi belaka. Seperti judul blog ini yang untuk bercerita, di sini adalah Kolom Carita.

Terkadang aku bisa marah kepada apapun, terlebih kepada keadaan. Seperti sekarang aku barangkali begitu, hanya marah dan tak percaya. Tak percaya pada siapapun barangkali, terlebih pada diri ini.

Oiya soal kenapa ini dituliskan di sini adalah agar praktis dalam penyimpanannya. Mudah saat akan melihat nanti, dan lain sebagainya.

Sudah terlihat sejak tulisan ini dimulai pikiran ini sedang kacau. Bukankah begitu?

Lautan yang pasang bisa memakan pantai. Lautan yang muram bisa membanjiri daratan. Lautan yang marah bisa menyapu pulau dengan tsunaminya. Malam adalah kekuatan bagi lautan, malam adalah kegelapan. Ya seperti isi pikiran ini sekarang, kegelapan. 

Terkadang aku berpikir juga untuk sekedar mati. Mati dalam pikiran, mati dalam rasa.

Kabar tak mengenakkan dari Blora sehari yang lalu, salah satu generasi penerus bangsa. Remaja, 18 tahun mengakhiri hidupnya di rumahnya. pesan yang ditulis:

Surat Untuk Ayah Dan Ibuku

Saya minta maaf jika saya belum bisa membahagiakan kalian berdua. Maafkan saya Ibu Bapakku. Terimakasih Ibu Bapak yang sudah menjadi orang tua yang baik dalam hidupku. Dan Tuhan, aku sayang sama kalian semua. Doakan aku buat nanti. Ibu dan Bapak aku minta tolong, kalau aku nanti telah tiada, aku dimakamkan tolong kasih sakral di atas kuburanku. I Love You untuk orang tuaku.

Buat sindi, terimakasih atas semuanya, sama yang telah kamu berikan terhadap aku. Aku mencintaimu sampai mati.

dikutip dari : www.bloranews.com


Apakah dia dikhianati kehidupan?

Cerita ini berakhir di sini, aku kehilangan apa yang ingin kukatakan. Ini hanya sekedar pengungkapan, entahlah.



Entahlah

0 Comments