Catatan 5 Juni

 

Hujan di bulan Juni ternyata bukan hanya sebuah puisi atau cerita. Hari ini di hari ke 5 di bulan Juni hujan turun di tempatku, membuat dingin menusuk hingga ke tulang. Jalanan becek imbas dari buruknya perawatan dan perancangan jalan.

Sebelumnya, hai apa kabar pembaca blog setiaku? Hehe, karena tidak ada yang lain, setiap orang yang berkunjung dan membaca tulisan di blog ku pastilah sangat setia. Iya, kamu satu-satunya yang membaca tulisan ini. Congrats ya. Hehehe.

Dinginnya suasana, dinginnya hati, dan dinginnya kepala, bukan, bukan dinginnya kepala tetapi dinginnya otak yang membeku karena kejenuhan yang (apakah) luar biasa? Entahlah.

Jalan-jalan singkat di malam ini menghasilkan pengamatan betapa buruknya lingkunganku dalam (budaya) membuang sampah. Manusia oh manusia, pepohonan mungkin membuang sampahnya setiap hari tetapi musim berganti bentuk sampah pohon telah berganti dan hilang, lebur bersama tanah. Sampah manusia yang dibuat oleh manusia akan tetap ada sampai manusianya sendiri mati, bahkan barangkali hingga namanya tak terdengar lagi. Yah, penemuan yang sekaligus menjadi sampah terbanyak saat ini, jenis plastic dan bahan buatan lainnya. Budaya buang sampah pada tempatnya masih menjadi PR yang luar biasa bagi … entahlah siapa yang harus bertanggung jawab. Tapi bagiku menjadi tanggung jawab bersama untuk membuang sampah pada tempatnya, pendidikan kita selama bertahun-tahun (sekarang) lebih tepatnya 12 tahun wajib belajar seharusnya menghasilkan manusia-manusia bertanggung jawab. Lain hal jika sampah itu memang telah sampai pada tempatnya, tanggung jawab pemerintah untuk mengelola itu semua. Mereka, orang-orang yang (entah) pintar yang memilih (atau dipilih) untuk duduk di kursi yang menentukan kehidupan manusia lainnya. Seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah untuk pengelolaan sampah yang telah sampai pada tempatnya.

Akan tetapi, kupikir pemerintah tak akan mampu apabila semua beban ada padanya sejak sampah itu terlepas dari tangan setiap orang.

Well, permasalahan di atas telah berhasil menghangatkan satu permasalahan. Permasalahan lainnya barangkali akan dibantu dengan sebungkus indomie yang menghangatkan suasana. Persoalan satu lagi, hehehe. Entahlah.

0 Comments