Kertanegara : Radikal, Kejayaan dan Kehancuran

Pembahasan kali ini kita akan terbang ke masa lalu, kita masuk ke abad 13 awal. Mari membahas sikap radikal dari salah satu tokoh pertama yang menggaungkan Nusantara. Konsep Nusantara yang digaungkan sangat agung oleh Gajah Mada telah dikonsepkan lebih dulu oleh generasi sebelumnya : KARTANEGARA.


Sejarah Kejayaan Singhasari : Antara Mitos, Fakta, Pesona, dan Sisi Kelamnya
Sri Wintala Achmad
Pembahasan kali ini akan lebih banyak membahas tentang buku di atas, buku yang ditulis oleh Sri Wintala Achmad. Sajian utamanya adalah Sejarah Kejayaan Singhasari.
Konsep Nusantara yang agung seperti kita kenal saat ini adalah salah satu hasil buat pikir Kartanegara seorang Raja terakhir dari kerajaan yang dikenal dengan Singasari (dalam buku ini Singhasari), sebelumnya lebih dikenal dengan Tumapel. Bapak Bangsa Indonesia tentu juga kita semua berhutang besar terhadap pemikiran Nusantara Raja Singhasari terakhir ini.
Seperti yang kita tahu Singhasari didirikan oleh Ken Arok yang setelah menjadi Raja bergelar Sri Rajasa Batara Sang Amuwarbumi, sebutan dalam sumber lain adalah Bhatara Girinathaputra. Kita lebih kenal Ken Arok, lebih mudah diingat. Tahun 1222 M Ken Arok yang berhasil naik ke panggung politik tanah Jawa dengan mengalahkan kerajaan Kadiri dengan sebelumnya menyingkirkan Akuwu Tunggul Ametung lalu merebut istrinya bernama Ken Dedes. Ken Arok lalu marak menjadi Raja di Tumapel. Cerita lebih lengkap kalian bisa membaca buku di atas, untuk lebih mendalam sertai dengan sumber lainnya, oke kehidupan berlanjut, hingga kita ke pembahasan Kartanegara seorang Radikal yang membawa Singhasari dalam kejayaan hingga kehancuran.
Kartanegara bersumber dari buku tersebut waktu muda telah menjadi raja muda di Kadiri pada saat ayahnya(Wisnuwardhana) menjadi raja Singhasari. Kadiri saat itu merupakan bagian wilayah kekuasaan Kerajaan Singhasari, yang aku tangkap dari sini adalah konsep kenegaraan di Singhasari kurang lebih seperti sekarang bahwa ada raja di bawah raja, saat ini kita kenal Bupati yang punya kuasa di daerah berada di bawah Presiden yang punya kuasa di pusat, begitu pula kiranya yang terjadi di Singhasari saat itu. singkatnya 1270 atau 1272 (keduanya berbeda sumber) Kartanegara naik takhta di Singhasari, masa kekuasaannya cukup lama. Diperkirakan masa kekuasaan Kartanegara sampai tahun 1292 M atau kurang lebih 20 atau 22 tahun. Sudah bisa membayangkan betapa kuat pemerintahan selama 20 atau 22 tahun? zaman Indonesia modern tercatat pernah memiliki penguasa dengan lama kekuasaan 32 tahun.
Kartanegara naik takhta dalam keadaan Negara cukup terkendali, Raja sebelumnya yakni ayahnya(Sri Jaya Wisnuwardhana) adalah Raja yang memindahkan Ibukota dari Tumapel ke Singhasari. Raja sebelumnya telah meletakkan dasar-dasar ekonomi yang mumpuni untuk kerajaan Singhasari. Rasanya tidak mungkin untuk memiliki militer yang kuat tanpa dukungan kondisi ekonomi yang mumpuni.
Karena keadaan yang demikian, Kartanegara sebagai Raja baru yang memiliki ambisi besar menuju kejayaan melakukan langkah-langkah yang radikal. Salah satu yang paling radikal adalah pemindahan para pembesar negeri kala itu, salah satunya yakni Arya Wiraraja yang seolah secara halus diusir dari ibukota ke wilayah Madura.
Tapi seperti sama-sama kita tahu berakhirnya Singasari juga sedikit banyak karena hasutan Arya Wiraraja kepada Bupati Gelang-Gelang(Jayakatwang). Well, kisah selanjutnya sama-sama kita tahu, dari Gelang-Gelang menggempur Ibukota Singhasari yang kosong, hingga kedatangan Iki Mese dan sampai berdirinya Majapahit.
Beginilah kisah dalam buku ini, pembangunan cita-cita yang besar dari Raja Kartanegara membutuhkan langkah-langkah yang besar.

Whats your move today?

0 Comments